Pasang Spanduk Ternyata…
Saya pernah dihubungi klien, minta tolong dibantu untuk memasarkan asset propertinya. Singkat cerita kami bertemu untuk presentasi, ambil beberapa foto, diskusi mengenai harga, strategi pemasaran dan lain-lain. Kita juga diminta untuk pasang spanduk dijual depan aset, dengan senang hati kami pasang.
Tidak sampai seminggu saya ditelp lagi klien tersebut mengabari kalau rumahnya sudah laku. Mengucapkan terimakasih dan minta ijin mencabut spanduk dijual. Buat kami tidak masalah sama sekali kondisi seperti ini, apalagi saat itu kami pembuat perjanjian Open Listing (pemasaran terbuka) yang siapaun bisa menjualkan asset tersebut. Walaupun kami curiga kok cepet amat terjualnya, padahal kami baru saja mulai kegiatan pemasarannya.
Usut punya usut ternyata itu stratergi penjual asset. Diduga beliau saat itu sebenarnya sudah punya calon pembeli, namun belum ketemu harga. Penjual dan calon pembeli sama-sama bertahan dengan harganya masing-masing, tidak ada titik temu. Akhirnya penjual berstategi menghubungi agen property untuk pasang spanduk, dan mengatakan kepada calon pembelinya kalau tidak buru-buru ambil nanti pembeli dari agen yang masuk. Dan strategi itu bekerja, akhinya pembeli dan penjual bersepakat harga.
Hahaha awalnya berasa dikerjain sih. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, dilihat dari sudut pandang manapun tidak ada yang salah sih. Yasudah tidak apa-apa, malah menarik jadi punya banyak cerita seru.
Temen2 broker ada yang pernah mengalami juga gak?
#artkelproperti #adriandam #arebijabar #adrianadampropertynetwork